Perkembangan sistem informasi manajemen telah
menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis)
maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan
perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka
dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini
yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya
internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas
dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat
memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan
berbagai aktivitasnya secara elektronis seperti terlihat pada Para manajer di
berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis
kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi
yang tersedia.
Dalam modul sistem informasi manajemen ini,
topik-topik yang dibahas antara lain berkenaan dengan bagaimana pemanfaatan
teknologi informasi dikaitkan dengan pentingnya atau bantuannya dalam proses pengambilan
keputusan manajemen. Selain itu dibahas pula mengenai perkembangan dari sistem
informasi manajemen, tahap-tahap pengembangan sistem, dan peran penting dari
sistem pendukung untuk pengambilan keputusan. Pada bagian akhir modul ini juga
akan dibahas mengenai bagaimana sistem pengamanan dan pengendalian dalam pemanfaatan
teknologi informasi di dalam sistem informasi manajemen. Sebagai tambahan, juga
dibahas mengenai dampak atau pengaruh etika dan sosial dari sistem informasi.
Batasan masalah
memahami bagaimana suatu informasi dapat terjadi
dengan mengerti struktur SIM data dalam proses pengambilan keputusan organisasi
serta mampu menganalisa keputusan-keputusan terbaik dalam proses
pengambilan keputusan dengan informasi yang didapat.
Abstraksi
- Burt Scanland dan J. Bernard
Keys menyatakan bahwa SIM merupakan suatu sistem formal mengenai hal
melaporkan, menggolongkan, dan menyebarkan informasi kepada orang-orang
yang tepat dalam suatu organisasi.
- Liang Gie berpendapat SIM
sebagai jalinan hubungan dan lalu lintas keterangan dalam suatu organisasi
melalui proses pengumpulan, pengolahan, pemahaman, dan penyebaran kepada
pejabat yang berkepentingan
- Dalam Encyclopedia of
Management disebutkan bahwa SIM merupakan suatu proses pendekatan yang
direncanakan dan disusun untuk memberikan bantuan kepada pimpinan dalam
proses manajerial.
PENGENALAN SIM
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana
dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai
biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti Departemen
atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan menjadi
Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi
menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa
yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang
mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut.
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting
mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan
sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang
telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili
suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di
lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk
pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami,
lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Informasi harus dikelola dengan
baik dan memadai agar memberikan manfaat yang maksimal.
Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi
dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh
para pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi
yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa
disebut sebagai: Sistem Informasi Manajemen.
PEMBAHASAN
Struktur sistem informasi pada dasarnya dibedakan
menjadi dua yaitu sistem yang terstruktur (formal) dan sistem yang tidak
terstruktur (non formal). Sistem formal adalah sistem yang berjalan
menurut norma-norma organisasi yang berlaku pada semua orang, sesuai dengan
kedudukannya dalam organisasi. Sistem ini tergantung kepada tugas, wewenag, dan
tanggung jawab yang dibebankan kepada pemegang jabatan organisasi. Sistem nonformal adalah
sistem yang berlaku di lingkungan organisasi melalui saluran-saluran tidak
resmi, tetapi mempunyai pengaruh cukup kuat dalam kehidupan organisasi yang
bersangkutan (Gordon,1999).
Sistem informasi manajemen berusaha untuk
menggabungkan keduanya dengan bertumpu pada norma organisasi dalam mendukung kegiatan
organisasi. Dengan demikian diharapkan sistem formal dapat menjadi subsistem
terutama keberhasilan organisasi bukan hanya perorangan tetapi hasil kerjasama
seluruh organisasi.
1. Struktur
sistem informasi berdasarkan kegiatan manajemen
Kegiatan perencanaan dan pengendalian manajemen dibagi
atas tiga macam yaitu:
a.
kontrol operasional,
b.
kontrol manajemen, dan
c.
perencanaan stategi.
Pengendalian operasional adalah proses penempatan agar
kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian
operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang telah ditentukan
lebih dahulu dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dukungan pengolahan untuk
pengendalian operasional terdiri atas: pengolahan transaksi, pengolahan
laporan, dan pengolahan pertanyaan. Ketiga jenis pengolahan berisikan berbagai
macam pembuatan keputusan yang melaksanakan aturan keputusan yang telah
disetujui atau menyajikan suatu keluhan yang mengeluarkan yang akan diambil
(Gordon,1999).
Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh
berbagai manajer bagian, pusat laba dan sebagainya untuk mengukur prestasi,
memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk
ditetapkan personalian operasional dan mengalokasikan sumber daya. Proses
pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi yang berkaiatan dengan
tingkat ketelitian yang lebih tinggi menyangkut: pelaksanaan yang direncanakan,
alasan adanya perbedaaan, dan analisa atas keputusan atau arah tindakan yang
mungkin.
Perencanaan strategi mengembangkan strategi sebagai
sarana suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Kegiatan perencanaan strategi
tidak mempunyai keteraturan meskipun sebenarnya bisa dijadwalkan dalam periode
waktu yang relatif panjang. Informasi yang dibutuhkan haruslah memberikan
gambaran yang lengkap dan menyeluruh, walaupun tidak mempunyai ketelitian yang
tinggi.
2. Struktur
sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi
Setiap informasi dapat dianggap sebagai kumpulan
subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam organisasi.
subsistem-subsistem yang umum adalahh sebagai fungsi-fungsi utama suatu
organisasi dalam pemasaran, produk, logistik, personalia, keuangan dan
akuntansi. Setiap fungsi akan melakukan kegiatan sebagai subsistem informasi
untuk mendukung pengendalian operasional, pengendalian manajemen dan
pengendalian strategi.
3. Struktur sistem informasi
manajemen secara konseptual dan fisik
Struktur sistem informasi manajemen (SIM)
dapat pula dipandang menurut konsep struktural yang memungkinkan pembahasan dan
perancangan sistem fisik yang akan mendefinisikan cara pelaksanaan SIM.
a. Struktur Konseptual
SIM didefinisikan sebagai suatu gabungan subsistem
fungsional yang masing-masing dibagi dalam empat macam pengolahan informasi,
yaitu: pengolahan transaksi, dukungan operasional sistem informasi, dukungan
pengendalian manajerial sistem informasi, dukungan perencanaan stategi sistem
informasi.
b. Struktur Fisik
Struktur konseptual
suatu SIM adalah untuk subsistem fungsional yang terpisah
ditambah suatu pangkalan data, beberapa aplikasi umum, dan satu model dasar
analisa umum dan model keputusan. Pada struktur fisik semua aplikasi terdiri
atas program yang sama sekali terpisah, tetapi hal ini tidak selalu demikian
adanya sehingga ada penghematan yang cukup besar dari pengolah terpadu dan
pemakain modul umum. Pengolahan terpadu dicapai dengan perencanaan berbagai
aplikasi yang paling berhubungan sebagai suatu sistem tunggal untuk
menyederhanakan kaitan (interface) dan mengurangi duplikasi
masukan sehingga melewati batas fungsional. Struktur fisik juga dipengaruhi
pemakain modul umum untuk pengoperasian pengolahan yang menyebabkan tidak ada
aplikasi yang lengkap tanpa pemakain modul umum.
Untuk dapat menjelaskan struktur dari organisasi
sistem informasi atau SIM,
digunakan beberapa pendekatan/pandangan yang terpisah, tetapi klasifikasinya
berhubungan
:
1.
SIM berdasarkan
elemen-elemen operasi
2.
SIM sebagai pendukung
keputusan
3.
SIM berdasarkan
aktifitas/kegiatan manaajeman
4.
SIM berdasarkan
fungsi organisasi
Berikut adalah penjabaran dari masing-masing
klasifikasi diatas :
1. SIM berdasarkan
elemen-elemen operasi
Jika diminta untuk memperlihatkan sistem informasi
dari sebuah organisasi, maka akan diperlihatkan komponen fisiknya. Pertanyaan
mengenai komponen fisik dapat dijawab dalam istilah fungsi pengolahan atau
mungkin dalam istilah output sistem untuk pemakai.
1.1. Komponen Fisik
1.2. Fungsi pemrosesan
Gambaran untuk sistem informasi dalam syarat komponen
fisik tidak menjelaskan apa kerja dari sistem. Cara lain untuk menggambrakan
sistem informasi adalah dalam syarat-syarat fungi pemrosesan utama.
1.3.Output untuk pemakai
2. SIM sebagai
pendukung keputusan
Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam
usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak
keputusan.
Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu
diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak
negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Jenis-jenis keputusan
menurut Herbert A. Simon :
a.
Terstruktur / terprogram
Berulang, rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur
pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga
keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru)
tipa kali terjadi.
b.
Tidak terstruktur /
tidak terprogram
Baru, tidak terstruktur, dsan jarang konsekuan. Tidak
ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada
sebelumnnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit, atau
karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus. Dukungan
sistem informasi akan berbeda untuk 2 jenis keputusan.
Syarat informasi untuk keputusan terstruktur adalah
prosedur yang lebih jelas dan tidak samar-samar untuk pemasukan input data yang
ditetapkan, prosedur pengesahan untuk memastikan pembetulan dan input yang
lengkap, memproses input dengan menggunakan logika keputusan, dan output dari
keputusan terprogram dalam bentuk yang berguna untuk aksi.
Contoh dari keputusan yang sangat terstruktur adalah
rumus memesan inventaris lagi. Syarat-syarat dukungan untuk membuat keputusan
tidak terstruktur dinilai pada data dan suatu variasi analisa dan prosedur. Sistem
dukungan keputusan yang interaktif dengan jawaban yang umum dan kemampuan
menganalisa adalah dukungan sistem informasi yang cocok untuk pengambilan
keputusan tidak terstruktur.
3. SIM berdasarkan
aktifitas/kegiatan manajeman
Struktur dari suatu sistem informasi dapat
diklasifikasikan dalam bentuk suatu hirarki dari perencanaan manajeman dan
aktifitas pengendalian.
Kegiatan dan informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan.
Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung
pada proses yang tepat dari transaksi pada tingkat dari penegndalian manajeman,
pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuansi memesan lagi
bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil-hasil operasi pada tingkat
strategi, hasil dlam operasi-operasi dan pengendalian manajeman yang
dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi,
saingan tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya
terdapat kontras tajam antara ciri-ciri informasi untuk perencanaan
pengendalian dan taktis berada ditengahnya.
3.1 Sistem informasi
untuk pengendalian operasional
Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar
kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian
opersional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan
lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.
Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi
terdiri dari :
1.
Proses transkasi
2.
Proses laporan
3.
Proses pemeriksaan
3.2. Sistem informasi
untuk perencanaan strategis
Informasi pengendalian manajeman dioerlukan oleh
manajer departeman untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian,
merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dana mengalokasi sumber daya.
Proses pengendalian manajeman memerlukan jenis informasi sebagai berikut :
a.
Pekerjaan yang telah direncanakan (standar,
ekspektasi, anggaran, dll).
b.
Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan
c.
Sebab penyimpangan
d.
Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin
Database untuk
pengendalian manajeman terdiri dari 2 elemen utama, yaitu :
1.
Database dari operasional
2.
Rencana, anggaran, standar, dll
Kedua elemen tersebut mendefinisikan perkiraan tentang
pelaksanaan,
juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks biaya.
Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian
manajeman adalah :
a.
Model perencanaan dan anggaran
b.
Program-program laporan penyimpangan
c.
Model-model analisis masalah
d.
Model-model keputusan
e.
Model-model pemeriksaan/pertanyaan
Keluaran dari sistem informasi pengendalian manajeman
adalah : rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus, analisis
situasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan atas jawaban atas pertanyaan
3.3. Sistem informasi
untuk perencanaan strategis
Tujuan perencanaan stategis adalah untuk mengembangkan
strategi dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu
untuk perencanaan strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam
organisasi bisa diadakan, sebagai contoh: •Suatu rantai pertokoan dapat
memutuskan untuk mengubah manjadi usaha melalui pesanan. Suatu toko serba ada dengan toko dipusat kota
dapat memutuskan untuk mengubah menjadi suatu toko obral diluar kota.
Aktifitas perencanaan strategis tidak harus terjadi
dalam suatu siklus periode seperti kegiatan pengendalian manajeman. Kegiatan
ini memang agak tidak diatur, meskipun beberapa perencanaan strategis bisa dijadwalkan dalam perencanaan tahunan dan
siklus penganggaran Beberapa jenis data yang berguna dalam perencanaan
strategis menunjuk ciri data :
1.
Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa
ini.
2.
Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa
mendatang.
3.
Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran,
negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).
4.
Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut
pasaran, negara, dan sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).
5.
Prospek bagi industri di daerah lain.
6.
Kemampuan saingan dan saham pasar mereka.
7.
Peluang bagi karya usaha baru.
8.
Alternatif strategi.
9.
Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi
alternattifbeberapa strategi
Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis
tidak bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajeman dan pengendalian operasional.
Namun demikian sistem informasi manajeman dapat
memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis, misalnya :
Ø Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data
internal yang ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.
Ø Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh
data masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang.
Ø Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam
dlam database komputer.
4. SIM berdasarkan
fungsi organisasi
Sistem informasi manajeman dapat dianggap sebagai
suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam
suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi
untuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya,
walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer
yang biasa untuk subsistem fungsional. Dalam masing- masing subsistem
fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional,
pengendalian manajeman dan perencanaan strategis.
Adapun masing-masing dari subsistem-subsistem
fungsional tersebut adalah :
1.
Subsistem Penjualan Dan Pemasaran
2.
Subsistem Produksi
3.
Subsistem Logistik
4.
Subsistem Personalia
5.
Subsistem Keuangan dan Akunting
6.
Subsistem Proses Informasi (Teknologi Informasi)
7.
Subsistem Top Managemant (Manajeman Puncak)
Kesimpulan
Didalam penjelasan diketahui bagaimana suatu informasi
dapat terbentuk dan menjadikan informasi sebagai sumber pengambil keputusan
melalui alur dan struktur informasi diharapakan sistem informasi manajemen
mampu mengedepankan kualitas informasi yang dapat menilai apakah bernilai baik
atau kurangnya informasi yang diperoleh sehingga mampu memperbaiki dan meningkatkan
sistem dan struktur manajemen informasi.
0 Komentar